Wednesday, June 6, 2012

Cloud Computing

PERPUSTAKAAN PERTANIAN
Abstrak

Cloud computing atau komputasi awan ialah teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi. Keberadaan komputasi awan jelas akan menimbulkan perubahan dalam cara kerja sistem teknologi informasi dalam sebuah organisasi. Hal ini karena komputasi awan melalui konsep virtualisasi, standarisasi dan fitur mendasar lainnya dapat mengurangi biaya Teknologi Informasi (TI), menyederhanakan pengelolaan layanan TI, dan mempercepat penghantaran layanan. Secara umum arsitektur komputasi awan terdiri dari Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS) dan Software as a Service (SaaS). Pustaka sebagai pusat perpustakaan pertanian terbesar di Indonesia tentunya memiliki potensi yang cukup besar dalam penerapan teknologi cloud computing di masa yang akan datang. Potensi-potensi yang tersedia seperti adanya tugas pokok dan fungsi yang jelas, jaringan antar lembaga lingkup KEMTAN, sumberdaya informasi, infrastruktur dan SDM tentunya dapat  menjadi kekuatan dalam pengembangan komputasi awan perpustakaan pertanian di Indonesia. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan terintegrasi antar semua pihak agar pengembangan komputasi awan perpustakaan pertanian dapat diwujudkan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep penerapan cloud computing di perpustakaan, sehingga di masa yang akan datang perpustakaan sebagai penyedia layanan informasi dapat memberikan layanan yang terbaik, mutakhir dan berkesinambungan kepada penggunanya. 
  
Pendahuluan

Perkembangan hasil-hasil penelitian bidang pertanian di berbagai dunia  semakin pesat. Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya penemuan-penemuan baru yang muncul di bidang pertanian. Media publikasi baik tercetak maupun elektronis pun telah dimanfaatkan dalam upaya penyebaran informasi hasil penelitian tersebut. Hal ini mengakibatkan pengguna dihadapkan pada kondisi serba sulit dalam memilih informasi sesuai dengan kebutuhan. Kondisi yang sudah demikian tentu-nya akan bertambah kompleks karena disisi lain perkembangan teknologi informasi (TI) dalam segala aspek mening-kat begitu pesat. Saat ini keberadaan TI Perkembangan hasil-hasil penelitian bidang pertanian di berbagai dunia  semakin pesat. Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya penemuan-penemuan baru yang muncul di bidang pertanian. Media publikasi baik tercetak maupun elektronis pun telah dimanfaatkan dalam upaya penyebaran informasi hasil penelitian tersebut. Hal ini mengakibatkan pengguna dihadapkan pada kondisi serba sulit dalam memilih informasi sesuai dengan kebutuhan. Kondisi yang sudah demikian tentu-nya akan bertambah kompleks karena disisi lain perkembangan teknologi informasi (TI) dalam segala aspek mening-kat begitu pesat. Saat ini keberadaan TI internet cloud sebagai tempat menyimpan data, aplikasi dan lainnya yang dapat dengan mudah mengambil data, download aplikasi dan berpindah ke cloud lainnya, hal ini memungkinkan kita dapat memberikan layanan aplikasi secara mobile di masa depan. Tren ini akan memberikan banyak keuntungan baik dari sisi pemberi layanan (provider) atau dari sisi pengguna (user). Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep penerapan cloud computing di perpustakaan, sehingga di masa yang akan datang perpustakaan sebagai penyedia layanan informasi dapat memberikan layanan yang terbaik, mutakhir dan berkesinambungan kepada penggunanya. Dengan berbekal informasi yang ada, pengguna dapat  melakukan berbagai pengkajian, penelitian atau keperluan lain untuk melahirkan pemikiran dan inovasi yang dapat bermanfaat bagi khalayak luas.

Komputasi Awan (Cloud Computing

Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud Computing ini adalah iCloud.

Potensi PUSTAKA 

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai salah satu unit kerja di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas pokok melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebarluasan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, dan berfungsi dalam: 1) Perumusan program perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan tek-nologi pertanian 2) Pengelolaan sumber-daya perpustakaan dan pengembangan aplikasi teknologi  informasi 3) Pembinaan sumberdaya perpustakaan di lingkungan Departemen Pertanian 4) Penge-lolaan dan pembinaan publikasi hasil penelitian dan pengembangan lintas komoditas pertanian 5) Penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil pene-litian pertanian melalui pengembangan jaringan informasi dan promosi inovasi pertanian 6) Pengelolaan sarana instru-mentasi teknologi informasi dan bahan pustaka dan  7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga pusat. Dengan tugas dan fungsi yang telah disebutkan di atas  tentunya PUSTAKA memiliki peluang dan potensi dalam menerapkan teknologi cloud computing.
Keberadaan perpustakaan unit kerja (UK) atau unit pelaksana teknis (UPT) di Lingkup Kementerian Pertanian (KEMTAN) yang tersebar seluruh propinsi di Indonesia menjadi potensi besar bagi PUSTAKA (Gambar 3). Kemajuan dan peningkatan kinerja perpustakaan di daerah tentunya harus selalu dimonitor dengan cara melakukan fungsi pembinaan perpustakaan.  Hal ini penting dilakukan karena diperlukan adanya kesamaan persepsi baik teknis maupun administrasi bagaimana penge-lolaan perpustakaan di lingkup Kemen-terian Pertanian.
 

Ketersediaan sumberdaya informasi menjadi salah satu potensi lainnya yang penting bagi PUSTAKA. Berbagai jenis informasi pertanian dalam format yang beragam tentunya menjadi sumber rujukan yang sangat berharga bagi pencari informasi. PUSTAKA dapat menciptakan Agricultural Information Repository yang mencakup seluruh database perpustakaan UK/UPT lingkup KEMTAN.
Hal ini didukung dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 433/Kpts/HM.160/9/2003, Tanggal 4 September 2003 tentang Pengiriman Publikasi, Dokumentasi dan Informasi Tercetak/Terekam Bidang Pertanian Lingkup DEPTAN. Dalam SK tersebut dijelaskan bahwa Unit Kerja lingkup Departemen Pertanian yang menerbitkan publikasi  ilmiah dan populer,  tercetak atau terekam wajib mengirimkan sekurang-kurangnya 2 (dua) copy kepada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
Infrastruktur teknologi informasi (TI) dan sumberdaya manusia (SDM) yang menjadi penggerak dalam teknologi cloud computing tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Ketersediaan kedua potensi ini harus saling bersinergi sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal dalam mewujudkan penerapan cloud computing.


Konsep Cloud Computing PUSTAKA

Teknologi cloud computing tidak serta merta diterapkan begitu saja di perpustakaan.  Penerapannya membutuh-kan suatu perencanaan yang jelas dan matang jika konsep teknologi tersebut akan diadopsi. Berdasarkan potensi yang dimiliki dan konsep-konsep teori sebelumnya PUSTAKA perlu memper-hatikan beberapa hal sebelum meng-aplikasikan teknologi cloud computing antara lain : infrastruktur, keamanan data, dan sumberdaya manusia.
Infrastruktur 

Sebagai penyedia informasi bagi pengguna di lingkup Kementerian Pertanian, maka dukungan infrastruktur yang kuat sangat diperlukan. PUSTAKA dapat melakukan penyewaan jaringan untuk akses internet.  Dengan demikian perpustakaan UK/UPT dapat melakukan koneksi ke PUSTAKA dengan baik.  Selain itu pula perlu direncanakan layanan Disaster Recovery Center (DRC). Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi ter-jadinya gangguan pada pusat data.Konsep DRC antar Sekretariat Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA sedang dalam proses pengembangan. Sekretariat akan menempatkan server-servernya di PUSTAKA sebagai backup demikian juga sebaliknya PUSTAKA akan menempatkan server-servernya di Sekretariat. Hal ini dikarenakan sering terputusnya jaringan internet oleh gangguan alam seperti petir.  Kondisi infrastruktur dan arsitektur Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang ada  saat ini dapat terlihat bahwa untuk menuju arah cloud sudah mulai berjalan namun belum sepenuhnya. Pada Platform as a Service (PaaS), PUSTAKA perlu menyiapkan fasilitas yang diberikan kepada UK/UPT untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat UK/UPT  atau diperoleh ke infrastruktur komputasi awan menggunakan bahasa pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. Tentunya hal ini untuk memudahkan dalam operasional pertukaran data dan informasi.  UK/UPT tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi.Sedangkan pada Software as a Service (SaaS), PUSTAKA dapat menyediakan fasilitas-fasilitas aplikasi atau software yang berkaitan dengan perpustakaan. Ketersediaan aplikasi seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan tentunya akan sangat membantu petugas di perpustakaan UK/UPT dalam melakukan updating data. Bagi pengguna tentunya akan memudahkan dalam pencarian data dan informasi pertanian. Selain itu juga aplikasi-aplikasi yang dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis web).

Kesimpulan

PUSTAKA memiliki potensi yang cukup besar dalam menerapkan teknologi cloud computing di masa yang akan datang. Dengan tersedianya dan terintegrasinya potensi-potensi yang dimiliki PUSTAKA mulai dari tupoksi, jaringan antar lembaga lingkup KEMTAN, sumberdaya informasi, infrastruktur dan SDM tentunya dapat  menjadi kekuatan dalam penerapannya. Namun tetap diperlukan rencana yang cermat dan menyeluruh mengenai infrastruktur, keamanan data dan sumberdaya manusia. Serta tidak kalah pentingnya adalah dukungan internal dari penentu kebijakan sehingga memper-mudah dalam proses tercipatanya layanan komputasi awan perpustakaan pertanian di Indonesia.

Sumber :
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 1 No.1
Akhmad Syaikhu
Pustakawan Muda pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA)

Thursday, March 29, 2012

JURNAL KOMPUTASI MODERN

MANAJEMEN JARINGAN LALU LINTAS
Abstraksi :
Tujuan dibuat jurnal in membahas masalah yang berkaitan dengan Manajemen Jaringan Lalu Lintas. Sebuah kategori yang relatif baru dari jaringan manajemen cepat menjadi suatu keharusan dalam bisnis konvergensi Jaringan. Organisasi menengah dan besar menemukan mereka harus mengontrol perilaku jaringan lalu lintas untuk memastikan bahwa strategis mereka aplikasi selalu mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan untuk tampil maksimal. Mengendalikan lalu lintas jaringan memerlukan membatasi bandwidth yang untuk aplikasi tertentu, menjamin bandwidth minimum kepada orang lain, dan tanda lalu lintas dengan prioritas tinggi atau rendah. Latihan ini disebut Manajemen Jaringan Lalu Lintas.
  1. Pendahuluan :
Jaringan komputer adalah sebuah komunikasi data sistem yang interkoneksi sistem komputer di berbagai situs yang berbeda. Sebuah jaringan dapat terdiri dari kombinasi dari LAN, atau WAN. Lalu lintas jaringan dapat didefinisikan dalam beberapa cara. Tapi dengan cara sederhana kita dapat mendefinisikan sebagai kepadatan data yang ada di jaringan apapun. Dalam setiap jaringan komputer, ada banyak perangkat komunikasi mencoba mengakses sumber daya dan pada saat yang sama mendapatkan permintaan untuk melakukan beberapa pekerjaan untuk beberapa perangkat lain. Juga pada saat yang sama waktu beberapa jenis perangkat komunikasi mungkin sibuk untuk menanggapi permintaan yang dibuat untuk mereka. Jadi ada banyak pertukaran informasi dalam jaringan dalam bentuk permintaan, respon dan kontrol data. Data ini pada dasarnya adalah dalam bentuk sejumlah besar paket melayang-layang di Jaringan. Ini sejumlah besar data bertindak sebagai beban pada Jaringan, yang menghasilkan memperlambat operasi perangkat komunikasi lainnya. Karena ini ada banyak keterlambatan dalam kegiatan komunikasi. Hal ini pada akhirnya menghasilkan kemacetan dari Jaringan. Ini adalah deskripsi dari Lalu Lintas Jaringan dalam bentuk yang paling sederhana. Dengan kata lain kita dapat mengatakan bahwa lalu lintas jaringan adalah beban pada perangkat komunikasi dan sistem. Ini lalu lintas pada jaringan kini telah mengakibatkan menengah dan organisasi besar menyadari bahwa mereka harus mengontrol perilaku jaringan lalu lintas untuk memastikan bahwa aplikasi strategis mereka selalu mendapatkan sumber daya yang mereka butuhkan untuk melakukan lalu lintas jaringan secara optimal Pengendalian membutuhkan bandwidth yang membatasi untuk aplikasi tertentu, menjamin bandwidth minimum kepada orang lain, dan tanda lalu lintas dengan prioritas tinggi atau rendah. Latihan ini disebut manajemen lalu lintas.
  1. Proses Umum Untuk Manajemen Lalu Lintas
Manajemen Lalu Lintas terdiri dari penggabungan sejumlah kegiatan seperti di bawah ini :
  1. Teknik Untuk Mengukur Jaringan Lalu Lintas
Salah satu cara termudah untuk memahami Lalu Lintas Jaringan untuk mempertimbangkan analogi dengan lalu lintas jalan. pertimbangkan bahwa ada keadaan darurat dan seseorang telah jatuh sakit dan harus dilarikan ke rumah sakit. Tapi ketika ambulans mencoba untuk membuat jalan melalui jalan kota, ia menemukan jalan benar-benar diblokir dengan mobil n bus. Solusi untuk situasi ini akan untuk seorang polisi lalu lintas untuk masuk dan mengelola lalu lintas. Dia pertama kali akan mengukur lalu lintas, dan kemudian memprioritaskan lalu lintas. Ambulans akan mendapatkan prioritas tertinggi dan jalan akan dibuat kosong untuk ambulans untuk lulus. Serupa halnya dengan Lalu Lintas Jaringan. Ketika Anda mengirim permintaan pada jaringan, adalah mungkin bahwa
karena beberapa masalah atau permintaan lain anda harus menunggu untuk beberapa waktu. Jika selama periode waktu jumlah paket mengantri dan menunggu maka menghasilkan lalu lintas. Setelah lalu lintas dibuat, Anda harus menunggu sampai selesai, yang dapat untuk waktu yang lama, tergantung pada situasi. Jadi, harus ada beberapa cara untuk menangani situasi ini. Solusi untuk ini adalah Manajemen Jaringan Lalu Lintas dan prosesnya dimulai pertama dengan mengukur lalu lintas pada jaringan.
3.1 Alasan Untuk Mengukur Jaringan Lalu LintasBerikut ini adalah resons yang akan kita memiliki ukuran lalu lintas jaringan :
a) Layanan pemantauan - memastikan hal-hal menjaga bekerja.
b) Jaringan perencanaan - menentukan kapasitas ketika lebih diperlukan.
c) Biaya pemulihan - sesi kali dan volume lalu lintas dapat memberikan data penagihan.
d) Penelitian - pemahaman yang lebih baik dari apa yang ada terjadi harus memungkinkan kita untuk meningkatkan jaringan kinerja.
3.2 Lalu Lintas InternetMetrik kinerja dasar lalu lintas internet bias terdaftar sebagai:
Packet loss
Keterlambatan
throughput
Ketersediaan
3.3 Pengendali Untuk Pengukuran
Ada beberapa pengendali lain sangat berkaitan dengan persyaratan pengukuran adalah
• Harga
Tingkat Perjanjian Layanan
• Baru layanan
• Aplikasi
  1. Jaringan Pengukuran Lalu Lintas
Biasanya, manajemen lalu lintas ditempatkan di tepi WAN dari situs perusahaan. Di sinilah LAN berkecepatan tinggi memenuhi link akses yang lebih rendah kecepatan WAN. Persimpangan Lanwan juga di mana kedua Internet dan lalu lintas masuk dan keluar intranet perusahaan. Jadi itu adalah tempat yang ideal untuk lalu lintas "jinak" dan untuk mengurangi dampak lalu lintas tidak kritis dan bahkan mencurigakan mengambil di Internet. Membatasi atau memblokir sumber daya jaringan yang tersedia untuk lalu lintas sembrono atau tidak diinginkan meningkatkan kinerja perencanaan sumber daya perusahaan (ERP), pelanggan relationship management (CRM), dan strategis lainnya, aplikasi businesscritical. Selain pemantauan lalu lintas di tepi jaringan, ada masalah performa murni untuk dipertimbangkan. WAN jaringan akses biasanya lebih lambat dari LAN, umumnya karena alasan anggaran. Juga Bisnis membayar berulang biaya bulanan untuk layanan WAN, sedangkan bandwidth LAN adalah gratis (setelah investasi awal peralatan telah dibuat). Dengan kecepatan tinggi lalu lintas LAN melambat pada lebih rendah kecepatan akses sirkuit, tepi LAN-WAN adalah di mana kemacetan yang paling mungkin terjadi. Faktor lain yang penting perlu dipertimbangkan di sini adalah bahwa sebagian besar aplikasi telah dikembangkan untuk berjalan di LAN. Sekarang, jaringan lokal pada umumnya bebas dari kemacetan dan jatuh di bawah kontrol total dari sebuah departemen IT internal. Ini LAN yang dioptimalkan aplikasi berperilaku berbeda dalam lingkungan WAN. Tidak hanya link akses WAN lebih lambat, tetapi layanan WAN juga dapat jatuh di bawah lingkup manajemen penyedia jaringan ganda. Mengatur lalu lintas di segmen jaringan membantu organisasi terdistribusi yang bergantung pada WAN untuk melayani pengguna remote dengan sumber daya yang terpusat. Melakukan jadi adalah masalah yang cukup sederhana. Dalam kebanyakan kasus, jaringan administrator menggunakan GUI untuk mengatur parameter untuk beberapa bisnis penting kebijakan dalam bahasa Inggris. Administrator kemudian mendorong tombol untuk menyebarkan kebijakan-kebijakan ke berbagai segmen jaringan di mana mereka harus ditegakkan.
  1. Analisis Lalu Lintas
Setelah pemantauan berturut-turut selama beberapa tahun, LAN dan WAN lalu lintas telah terlihat mengikuti berbeda pola.
5.1 Lalu Lintas LAN :
Lalu lintas di LAN telah menunjukkan untuk menjadi diri serupa di alam. Mereka berarti jika saya mengukur lalu lintas selama periode satu jam dan plot, itu akan mirip dengan grafik untuk
lalu lintas diplot selama satu hari. Dalam cara yang sama grafik hari akan mirip untuk lalu lintas
grafik diplot selama seminggu dan grafik minggu untuk itu dari sebulan. Itu rintik dari variasi
lalu lintas mengulangi sendiri lebih teratur interval.
5.2 Lalu Lintas WAN :Lalu lintas di WAN telah ditemukan bervariasi sesuai dengan model berikut.

Model Poisson: Lalu Lintas Alam di Internet telah diidentifikasi untuk mengkonfirmasi ke Model Poisson. Model ini memberikan kita gambaran kasar tentang karakteristik Lalu Lintas Internet.
Model ini memperkirakan kemungkinan jumlah paket yang harus ada pada jaringan setelah
diberikan waktu jika tingkat kedatangan rata-rata paket adalah ditentukan.
  1. Manajemen Lalu Lintas
Melihat gambar di bawah ini akan membuat pemahaman yang lalu lintas jaringan sebelum dan setelah dikelola lebih jelas. Angka ini adalah penggambaran media transmisi sementara itu
membawa keberhasilan lalu lintas. Yang kita bisa melihat biasa aplikasi demikian mungkin sebagai
video, audiodownload dll mengambil bagian utama dari tersedia pita lebar. Misi aplikasi kritis
yang tersisa denganhanya sekitar 40% bandwidth yang yang berarti bahwa ada mungkin akan banyak penundaan dalam transmisi data atau pengolahan transaksi. Di sinilah peran manajemen lalu lintas datang masuk.
Pengguna dapat mengambil keputusan mengenai berapa banyak jumlah bandwidth yang ia ingin menjaga khusus untuk misi kritis aplikasi, dan kemudian sisanya dapat digunakan untuk lainnya
normal aplikasi. dalamkedua tokoh kita dapat melihat bahwa lalu lintas telah dikelola sedemikian rupa sehingga maksimum bandwidth yang (hampir 70%) telah disediakan untuk misi kritis
aplikasi. 5% dari bandwidth tidak digunakan yang juga dapat digunakan oleh aplikasi ini dalam kasus
gelora lalu lintas. aplikasi normal adalah dibiarkan dengan hanya tentang 25% dari bandwidth.
  1. Kesimpulan
Untuk menyimpulkan kami ingin menekankan kembali bahwa, hari ini mengubah skenario, di mana cara konvensional dalam melakukan hal tidak ada lagi memegang baik organisasi adalah cepat menyadari bahwa agar mereka tetap pada langkah dengan orang lain dalam lomba, mereka harus merangkul konsep Manajemen Jaringan. Juga cara di mana kedua ukuran jaringan dan data yang rides pada mereka meningkat dari hari ke hari, itu sudah menjadi keharusan untuk memonitor jenis yang lalu lintas yang mengalir, prioritas dan kemudian mengelola lalu lintas sesuai.