PERPUSTAKAAN PERTANIAN
Abstrak
Cloud computing atau komputasi awan ialah teknologi
yang memanfaatkan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat
virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi. Keberadaan komputasi awan
jelas akan menimbulkan perubahan dalam cara kerja sistem teknologi informasi
dalam sebuah organisasi. Hal ini karena komputasi awan melalui konsep
virtualisasi, standarisasi dan fitur mendasar lainnya dapat mengurangi biaya
Teknologi Informasi (TI), menyederhanakan pengelolaan layanan TI, dan
mempercepat penghantaran layanan. Secara umum arsitektur komputasi awan terdiri
dari Infrastructure as a Service (IaaS), Platform as a Service (PaaS) dan
Software as a Service (SaaS). Pustaka sebagai pusat perpustakaan pertanian
terbesar di Indonesia tentunya memiliki potensi yang cukup besar dalam
penerapan teknologi cloud computing di masa yang akan datang. Potensi-potensi
yang tersedia seperti adanya tugas pokok dan fungsi yang jelas, jaringan antar lembaga
lingkup KEMTAN, sumberdaya informasi, infrastruktur dan SDM tentunya
dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan komputasi awan perpustakaan
pertanian di Indonesia. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan terintegrasi
antar semua pihak agar pengembangan komputasi awan perpustakaan pertanian dapat
diwujudkan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep
penerapan cloud computing di perpustakaan, sehingga di masa yang akan datang
perpustakaan sebagai penyedia layanan informasi dapat memberikan layanan yang
terbaik, mutakhir dan berkesinambungan kepada penggunanya.
Pendahuluan
Perkembangan hasil-hasil penelitian bidang pertanian
di berbagai dunia semakin pesat. Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya
penemuan-penemuan baru yang muncul di bidang pertanian. Media publikasi baik
tercetak maupun elektronis pun telah dimanfaatkan dalam upaya penyebaran
informasi hasil penelitian tersebut. Hal ini mengakibatkan pengguna dihadapkan
pada kondisi serba sulit dalam memilih informasi sesuai dengan kebutuhan. Kondisi yang sudah demikian tentu-nya akan bertambah kompleks karena disisi lain
perkembangan teknologi informasi (TI) dalam segala aspek mening-kat begitu pesat. Saat ini keberadaan TI Perkembangan
hasil-hasil penelitian bidang pertanian di berbagai dunia semakin pesat.
Hal ini dapat terlihat dari bertambahnya penemuan-penemuan baru yang muncul di
bidang pertanian. Media publikasi baik tercetak maupun elektronis pun telah
dimanfaatkan dalam upaya penyebaran informasi hasil penelitian tersebut. Hal
ini mengakibatkan pengguna dihadapkan pada kondisi serba sulit dalam memilih
informasi sesuai dengan kebutuhan. Kondisi yang
sudah demikian tentu-nya akan bertambah kompleks
karena disisi lain perkembangan teknologi informasi (TI) dalam segala aspek
mening-kat begitu pesat. Saat ini
keberadaan TI internet cloud sebagai tempat menyimpan data, aplikasi dan lainnya
yang dapat dengan mudah mengambil data, download aplikasi dan berpindah
ke cloud lainnya, hal ini memungkinkan kita dapat memberikan layanan
aplikasi secara mobile di masa depan. Tren ini akan memberikan banyak
keuntungan baik dari sisi pemberi layanan (provider) atau dari sisi
pengguna (user). Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang
konsep penerapan cloud computing di perpustakaan, sehingga di masa yang
akan datang perpustakaan sebagai penyedia layanan informasi dapat memberikan
layanan yang terbaik, mutakhir dan berkesinambungan kepada penggunanya. Dengan
berbekal informasi yang ada, pengguna dapat melakukan berbagai pengkajian,
penelitian atau keperluan lain untuk melahirkan pemikiran dan inovasi yang
dapat bermanfaat bagi khalayak luas.
Komputasi Awan (Cloud Computing)
Komputasi awan adalah suatu konsep umum yang mencakup
SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas, dengan tema
umum berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan
komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis
umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat
lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan
trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi Cloud
Computing ini adalah iCloud.
Potensi PUSTAKA
Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai salah satu
unit kerja di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memiliki tugas
pokok melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebarluasan informasi
ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian, dan berfungsi dalam: 1) Perumusan
program perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan tek-nologi pertanian 2)
Pengelolaan sumber-daya perpustakaan dan pengembangan aplikasi teknologi
informasi 3) Pembinaan sumberdaya perpustakaan di lingkungan Departemen Pertanian 4) Penge-lolaan dan pembinaan
publikasi hasil penelitian dan pengembangan lintas komoditas pertanian 5)
Penyebaran informasi teknologi dan hasil-hasil pene-litian pertanian melalui
pengembangan jaringan informasi dan
promosi inovasi pertanian 6) Pengelolaan
sarana instru-mentasi teknologi informasi dan bahan pustaka dan 7) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah
tangga pusat. Dengan tugas dan fungsi yang telah disebutkan di atas tentunya PUSTAKA memiliki peluang dan potensi
dalam menerapkan teknologi cloud computing.
Keberadaan
perpustakaan unit kerja (UK) atau unit pelaksana teknis (UPT) di Lingkup Kementerian Pertanian (KEMTAN) yang
tersebar seluruh propinsi di Indonesia menjadi potensi besar bagi PUSTAKA (Gambar
3). Kemajuan dan peningkatan kinerja perpustakaan di daerah tentunya harus
selalu dimonitor dengan cara melakukan fungsi pembinaan perpustakaan. Hal ini penting dilakukan karena diperlukan
adanya kesamaan persepsi baik teknis maupun administrasi bagaimana penge-lolaan
perpustakaan di lingkup Kemen-terian Pertanian.
Ketersediaan
sumberdaya informasi menjadi salah satu potensi lainnya yang penting bagi
PUSTAKA. Berbagai jenis informasi pertanian dalam format yang beragam tentunya
menjadi sumber rujukan yang sangat berharga bagi pencari informasi. PUSTAKA dapat
menciptakan Agricultural Information Repository
yang mencakup seluruh database perpustakaan UK/UPT lingkup KEMTAN.
Hal
ini didukung dengan adanya Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 433/Kpts/HM.160/9/2003, Tanggal 4 September 2003
tentang Pengiriman Publikasi, Dokumentasi dan Informasi Tercetak/Terekam Bidang
Pertanian Lingkup DEPTAN. Dalam SK tersebut dijelaskan bahwa Unit Kerja lingkup
Departemen Pertanian yang menerbitkan publikasi
ilmiah dan populer, tercetak atau
terekam wajib mengirimkan sekurang-kurangnya 2 (dua) copy kepada Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
Infrastruktur
teknologi informasi (TI) dan sumberdaya manusia (SDM) yang menjadi penggerak
dalam teknologi cloud computing
tentunya tidak dapat diabaikan begitu saja. Ketersediaan kedua potensi ini
harus saling bersinergi sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal dalam
mewujudkan penerapan cloud computing.
Konsep Cloud Computing PUSTAKA
Teknologi
cloud computing tidak serta merta
diterapkan begitu saja di perpustakaan. Penerapannya
membutuh-kan suatu perencanaan yang jelas dan matang jika konsep teknologi
tersebut akan diadopsi. Berdasarkan potensi yang dimiliki dan konsep-konsep
teori sebelumnya PUSTAKA perlu memper-hatikan beberapa hal sebelum meng-aplikasikan
teknologi cloud computing antara lain
: infrastruktur, keamanan data, dan sumberdaya
manusia.
Infrastruktur
Sebagai penyedia informasi bagi pengguna di lingkup Kementerian Pertanian, maka dukungan infrastruktur yang kuat sangat diperlukan. PUSTAKA dapat melakukan penyewaan jaringan untuk akses internet. Dengan demikian perpustakaan UK/UPT dapat melakukan koneksi ke PUSTAKA dengan baik. Selain itu pula perlu direncanakan layanan Disaster Recovery Center (DRC). Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi ter-jadinya gangguan pada pusat data.Konsep DRC antar Sekretariat Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA sedang dalam proses pengembangan. Sekretariat akan menempatkan server-servernya di PUSTAKA sebagai backup demikian juga sebaliknya PUSTAKA akan menempatkan server-servernya di Sekretariat. Hal ini dikarenakan sering terputusnya jaringan internet oleh gangguan alam seperti petir. Kondisi infrastruktur dan arsitektur Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang ada saat ini dapat terlihat bahwa untuk menuju arah cloud sudah mulai berjalan namun belum sepenuhnya. Pada Platform as a Service (PaaS), PUSTAKA perlu menyiapkan fasilitas yang diberikan kepada UK/UPT untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat UK/UPT atau diperoleh ke infrastruktur komputasi awan menggunakan bahasa pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. Tentunya hal ini untuk memudahkan dalam operasional pertukaran data dan informasi. UK/UPT tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi.Sedangkan pada Software as a Service (SaaS), PUSTAKA dapat menyediakan fasilitas-fasilitas aplikasi atau software yang berkaitan dengan perpustakaan. Ketersediaan aplikasi seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan tentunya akan sangat membantu petugas di perpustakaan UK/UPT dalam melakukan updating data. Bagi pengguna tentunya akan memudahkan dalam pencarian data dan informasi pertanian. Selain itu juga aplikasi-aplikasi yang dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis web).
Sebagai penyedia informasi bagi pengguna di lingkup Kementerian Pertanian, maka dukungan infrastruktur yang kuat sangat diperlukan. PUSTAKA dapat melakukan penyewaan jaringan untuk akses internet. Dengan demikian perpustakaan UK/UPT dapat melakukan koneksi ke PUSTAKA dengan baik. Selain itu pula perlu direncanakan layanan Disaster Recovery Center (DRC). Hal ini dibutuhkan untuk mengantisipasi ter-jadinya gangguan pada pusat data.Konsep DRC antar Sekretariat Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA sedang dalam proses pengembangan. Sekretariat akan menempatkan server-servernya di PUSTAKA sebagai backup demikian juga sebaliknya PUSTAKA akan menempatkan server-servernya di Sekretariat. Hal ini dikarenakan sering terputusnya jaringan internet oleh gangguan alam seperti petir. Kondisi infrastruktur dan arsitektur Sistem Informasi/Teknologi Informasi yang ada saat ini dapat terlihat bahwa untuk menuju arah cloud sudah mulai berjalan namun belum sepenuhnya. Pada Platform as a Service (PaaS), PUSTAKA perlu menyiapkan fasilitas yang diberikan kepada UK/UPT untuk menyebarkan aplikasi yang dibuat UK/UPT atau diperoleh ke infrastruktur komputasi awan menggunakan bahasa pemrograman dan peralatan yang didukung oleh provider. Tentunya hal ini untuk memudahkan dalam operasional pertukaran data dan informasi. UK/UPT tidak mengelola atau mengendalikan infrastruktur awan yang mendasari termasuk jaringan, server, sistem operasi, atau penyimpanan, namun memiliki kontrol atas aplikasi disebarkan dan memungkinkan aplikasi melakukan hosting konfigurasi.Sedangkan pada Software as a Service (SaaS), PUSTAKA dapat menyediakan fasilitas-fasilitas aplikasi atau software yang berkaitan dengan perpustakaan. Ketersediaan aplikasi seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan tentunya akan sangat membantu petugas di perpustakaan UK/UPT dalam melakukan updating data. Bagi pengguna tentunya akan memudahkan dalam pencarian data dan informasi pertanian. Selain itu juga aplikasi-aplikasi yang dapat diakses dari berbagai perangkat klien melalui antarmuka seperti web browser (misalnya, email berbasis web).
Kesimpulan
PUSTAKA
memiliki potensi yang cukup besar dalam menerapkan teknologi cloud computing di masa yang akan
datang. Dengan tersedianya dan terintegrasinya potensi-potensi yang dimiliki
PUSTAKA mulai dari tupoksi, jaringan antar lembaga lingkup KEMTAN, sumberdaya
informasi, infrastruktur dan SDM tentunya dapat
menjadi kekuatan dalam penerapannya. Namun tetap diperlukan rencana yang
cermat dan menyeluruh mengenai infrastruktur, keamanan data dan sumberdaya
manusia. Serta tidak kalah pentingnya adalah dukungan internal dari penentu
kebijakan sehingga memper-mudah dalam proses tercipatanya layanan komputasi
awan perpustakaan pertanian di Indonesia.
Sumber :
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 1 No.1
Akhmad
Syaikhu
Pustakawan Muda pada Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran
Teknologi Pertanian (PUSTAKA)